Tugas 1 SPN PERAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO UNTUK KEMAJUAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
era reformasi sekarang ini,kita sering mendengar tentang sistem ekonomi
kerakyatan yang dibandingkan dengan sistem ekonomi neoliberal. Apa sebenarnya
sistem ekonomi kerakyatan itu?
Sistem
Ekonomi Kerakyatan adalah Sistem Ekonomi Nasional Indonesia yang berasas
kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, bermoral Pancasila, dan menunjukkan
pemihakan sungguh-sungguh pada ekonomi rakyat.
Jika
kita mengacu pada Pancasila dasar negara atau pada ketentuan pasal 33 UUD 1945,
maka memang ada kata kerakyatan tetapi harus tidak dijadikan sekedar kata sifat
yang berarti merakyat. Kata kerakyatan sebagaimana bunyi sila ke-4 Pancasila
harus ditulis lengkap yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, yang artinya tidak lain adalah demokrasi ala
Indonesia. Jadi ekonomi kerakyatan adalah (sistem) ekonomi yang demokratis. Pengertian
demokrasi ekonomi atau (sistem) ekonomi yang demokratis termuat lengkap dalam
penjelasan pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi:
Berdasarkan
rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukoharjo Tahun
2006-2010, lokasi Kabupaten Sukoharjo terletak di bagian tenggara Propinsi Jawa
Tengah dengan batas sebelah utara Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar,
sebelah timur juga dengan Kabupaten Karanganyar, sebelah selatan dengan
Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Gunung Kidul (Propinsi Daerah Istimewa
Jogjakarta), dan sebelah barat dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten. Wilayah
administrasi Kabupaten Sukoharjo terdiri dari 12 Kecamatan, 150 Desa dan 17
Kelurahan. Dengan ibukota yang terletak di Kecamatan Sukoharjo yang berjarak 12
km dari Kota Surakarta. Kabupaten Sukoharjo memiliki luas wilayah keseluruhan
sebesar 46.666 Ha atau sekitar 1,43% luas wilayah Propinsi Jawa Tengah.
Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Polokarto yaitu 6.218 Ha (13%),
sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan Kartasura seluas 1.923 Ha (4%)
dari luas Kabupaten Sukoharjo. Di kabupaten Sukoharjo, bidang pertanian
termasuk bidang yang mendapat prioritas. Dengan luas wilayah 46.666 Ha diusahakan
untuk pertanian berupa tanah sawah seluas 21.178 Ha; tegalan 5.353 Ha;
pekarangan 15.627 Ha; kolam 30 Ha; karamba 2,8 Ha; dan perairan umum 921,22 Ha.
Kabupaten Sukoharjo memiliki potensi yang cukup besar di dalam pembangunan pertanian
yang meliputi tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan dan
perikanan.
Berdasarkan
fakta tersebut dan sejalan dengan semangat otonomi daerah maka Pemerintah
Daerah Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah
yang memiliki potensi lahan pertanian yang memadai dan potensial serta sebagai
salah satu kawasan yang menjadi lumbung padi di 9 Jawa Tengah. Saat ini
kabupaten Sukoharjo memiliki dinas pertanian namun kinerjanya masih dirasa
kurang itu dapat dilihat dari kekurangan pupuk dimana-mana serta penanggulangan
hama yang kurang maksimal sehingga mempengaruhi kualitas hasil panen di
Sukoharjo. Maka dari itu sebagai upaya peningkatan kualitas dan kuantitas
pertanian khususnya tanaman pangan maka dibutuhkan suatu wadah yang mampu
digunakan sebagai tempat penelitian dan pengembangan dibidang pertanian yang
mampu mendukung upaya pemerintah sebagai salahsatu lumbung padi yang ada di
Provinsi Jawa Tengah.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
dalam penelitian ini penulis merumuskan ke dalam dua pokok permasalahan yaitu:
1. Bagaimana
peran pemerintah kabupaten sukoharjo untuk kemajuan di sektor pertanian dalam
peningkatan ekonomi kerakyatan?
2.
Bagaimana
dampak kemajuan di sektor pertanian bagi Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang mengacu pada ekonomi kerakyatan ?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
1.
Untuk mengetahui peran
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo untuk kemajuan di sector pertanian.
2.
Untuk mengeahui dampak
kemajuan di sektor pertanian terhadap Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang mengacu pada ekonomi kerakyatan
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Peran
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo Untuk Kemajuan Di Sektor Pertanian Dalam
Peningkatan Ekonomi Kerakyatan
Sukoharjo
sebagai salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah yang mempunyai potensi
alam dan pertanian yang cukup baik. Salah satu sektor pendukung untuk sektor
pertanian yang ada di Kabupaten Sukoharjo adalah adanya dukungan infrastruktur
yang berupa sistem irigasi yang menunjang. Ketersediaan sistem irigasi yang ada
di kabupaten Sukoharjo sangat diperlukan sebagai urat nadi pemberdayaan
pertanian di kabupaten Sukoharjo.
Peran
pemerintah dalam upaya pengelolaan sistem irigasi yang ada di kabupaten
Sukoharjo ini pada dasarnya sesuai dengan tujuan pelaksanaan otonomi daerah
yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka pelaksanaan perannya
tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo melaksanakan rehabilitasi sistem
irigasi yang ada di daerah kabupaten Sukoharjo.
Langkah
rehabilitasi sistem irigasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Sukoharjo ini ditujukan untuk dapat meningkatkan potensi pertanian yang ada di
kabupaten Sukoharjo. Maka dari itu, diperlukan adanya perlindungan hukum yang
mengatur hubungan hukum antara Pengguna Jasa dengan Penyedia Jasa (Perencana
Konstruksi, Pelaksana Konstruksi dan Pengawas Konstruksi) dalam penyelenggaraan
jasa konstruksi. Mengingat adanya berbagai kerusakan yang ada di beberapa
daerah di Kabupaten Sukoharjo khususnya di daerah Colo Timur, maka Pemerintah
Daerah Kabupaten Sukoharjo dengan PT. Bima Patria Pradanaraya melakukan
kerjasama untuk melakukan rehabilitasi irigasi yang ada di daerah Sukoharjo
yang disebut dengan Perjanjian Kerjasama.
Dengan Visi
Mewujudkan pertanian yang modern, tangguh dan efisien serta Misi Mewujudkan
masyarakat pertanian yang mandiri, maju, sejahtera dan berkeadilan maka
Kabupaten Sukoharjo melalui Dinas Pertanian di bawah pimpinan Ir. Sri Sutarni
berupaya melaksanakan program pertanian bidang tanaman pangan, diantaranya
1. Upaya
pelestarian Swasembada beras
2. Upaya
pencapaian swassembada kedelai
3. Upaya
pencapaian swasembada Jagung
4.
Pengembangan Hortikultura
5.
Pengembangan pra sarana, sumberdaya dan kelembagaan pertanian
Sektor
pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian yang memberikan kontribusi terhadap
pendapatan Kabupaten Sukoharjo relatif tinggi dan berdasarkan visi Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2006-2010 sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi
tumpuan dan harus terus dikembangkan.
Pembangunan
pertanian yang berkelanjutan memerlukan strategi pengembangan, baik strategi pengembangan
dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Untuk itu perlu
adanya kajian lebih mendalam mengenai strategi pengembangan yang tepat dalam
pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui klasifikasi sektor perekonomian dan sektor pertanian di
Kabupaten Sukoharjo berdasarkan Tipologi Klassen serta strategi pengembangan
sector pertanian baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
Metode dasar penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Daerah penelitian
diambil secara sengaja (purposive), yaitu Kabupaten Sukoharjo. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten
Sukoharjo dan Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo. Data yang digunakan berupa
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sukoharjo dan Provinsi Jawa
Tengah 2003-2007, pertumbuhan dan distribusi PDRB sektor perekonomian Kabupaten
Sukoharjo 2003-2007, data letak geografis Kabupaten Sukoharjo, data
kependudukan, data pemerintahan dan data yang ada dalam Sukoharjo dalam Angka
2007.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Klasifikasi sektor perekonomian di Kabupaten
Sukoharjo berdasarkan Tipologi Klassen adalah: Sektor prima meliputi Sektor
Bangunan; Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi; Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan; dan Sektor Jasa-jasa;
Sektor Potensial meliputi Sektor Pertanian., Sektor Industri Pengolahan; Sektor
Berkembang yaitu Sektor Listrik dan Air Minum;; Sektor Terbelakang meliputi
Sektor Pertambangan dan Penggalian. Klasifikasi sektor pertanian di Kabupaten
Sukoharjo berdasarkan Tipologi Klassen yaitu: Subsektor prima yaitu subsektor
tanaman bahan makanan; subsektor berkembang yaitu subsektor perikanan;
subsektor potensial yaitu subsektor peternakan; subsektor terbelakang yaitu
subsektor perkebunan dan subsektor kehutanan.
Strategi
pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo terdiri dari strategi
jangka pendek adakah dengan pengotimalan potensi subsektor prima (tabama) yang
ada yaitu dengan cara diversifikasi pasar, kerjasama dengan pihak swalayan,
membuka lapangan kerja untuk pengemasan dan pemasaran, penetapkan harga oleh
pemerintah. Subsektor potensial (subsektor peternakan) strateginya yaitu dengan
meningkatkan laju pertumbuhannya dengan cara meningkatkan produksi peternakan
dengan menurunkan harga ternak dan meningkatkan konsumen (daya beli
masyarakat), menurunkan harga pakan ternak, gaduh ternak, memanfaatkan kotoran
dan urine ternak sebgai pupuk organik dan menjalin kerjasama dengan
Kabupaten
lain. Strategi jangka menengah yaitu strategi untuk mengembangkan subsektor
berkembang menjadi subsektor potensial (subsektor perikanan), strateginya yaitu
dengan meningkatkan kontribusinya dengan cara meningkatkan produksi dan
meningkatkan daya beli masyarakat. Strategi jangka panjang yaitu dengan
pengembangan subsektor prima (subsektor tabama) strateginya yaitu dengan
menjaga kesuburan tanah, perwujudan pertanian organik, penetapan daerah sebagai
penghasil komoditi unggulan, sistem tanam bergilir. Alternatif kedua yaitu
mengkombinasikan subsektor tabama dengan subsektor peternakan.
Strateginya
dengan dengan pemanfaatan kotoran ternak dan urine sebagai pupuk organik,
peningkatan teknologi ternak dan peningkatan sumber daya petani.
2.
Dampak Kemajuan Di Sektor Pertanian Bagi Pemerintah Kabupaten
Sukoharjo Yang Mengacu Pada Ekonomi
Kerakyatan
Hasil
Pertanian Padi Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten Penyandang
pangan di Jawa Tengah,sehingga produktivitas padi khususnya terus di pacu. Pada
tahun 2004 produtivitas padi berhasil mencapai 64.03 Kw /Ha.
Pada tahun
2004 luas panen padi turun sebesar 4,76 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk
luas panen dan produksi tanaman palawija dibandingkan tahun 2003 seperti jagung
naik sebesar 16.57% dan 12.40 %, ketela pohon naik sebesar 10.88% dan 24.44%,
Ketela rambat turun 68,42% dan 67,69%, kacang tanah naik sebesar 28.27% dan
3.45%, kedelai naik 17.10% dan 35,21%, kacang hijau naik 92,10% dan 17,60%.
Produksi
beberapa jenis sayuran (kacang panjang, tomat, terong, ketimun, kangkung,
bayam) dibandingkan tahun 2003 mengalami fluktuasi. Komoditas yang mengalami
kenaikan diantaranya kacang panjang, tomat ketimun, sedangkan yang mengalami
penurunan produksi yaitu cabe, terong, kangkung dan bayam.
Produksi beberapa
jenis buah-buahan seperti kedondong, mangga jambu biji, sawo, pepaya, pisang,
ngka, mlinjo, semangka dan melon dibangingkan dengan tahun 2003 juga mengalami
fluktuasi. Beberapa jenis komoditas buah-buahan yang mengalami kenaikan
produksi yaitu jambu biji, sawo, pepaya, dan melon sedangkan yang mengalami
penurunan produksi dibandingkan tahun 2001 diantaranya kedondong, mengga,
pisang, nangka, mlinjo dan semangka.
Kecamatan
|
panen
|
kw/ha
|
ton
|
panen
|
kw/ha
|
ton
|
01.Weru
|
109
|
35,14
|
383
|
837
|
150,57
|
12.603
|
02.Bulu
|
751
|
35,25
|
2.647
|
987
|
151,63
|
14.966
|
03.Tawangsari
|
745
|
35,61
|
2.653
|
892
|
151,17
|
13.484
|
04.Sukoharjo
|
145
|
35,35
|
515
|
75
|
150,74
|
1.131
|
05.Nguter
|
90
|
35,50
|
319
|
504
|
153,16
|
7.719
|
06.Bendosari
|
1.033
|
35,94
|
3.713l
|
750
|
151,79
|
11.384
|
07.Polokarto
|
913
|
37,35
|
3.410
|
752
|
153,89
|
11.573
|
08.Mojolaban
|
6
|
37,29
|
22
|
0
|
0,00
|
0
|
09.Grogol
|
1
|
36,02
|
4
|
68
|
151,73
|
1.032
|
10.Baki
|
40
|
71,18
|
285
|
1
|
152,18
|
15
|
11.Gatak
|
59
|
71,06
|
419
|
2
|
151,81
|
30
|
12.Kartasura
|
51
|
72,57
|
370
|
0
|
0,00
|
0
|
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil dari
sector pertanian di kabupaten sukoharjo sangat menguntungkan bagi pemerintah
sukoharjo. Disamping itu warga sukoharjo dapat membeli hasil pertanian hasil
dari daerah sendiri dengan harga yang murah. Para petani di sukoharjo juga
mendapat keuntungan berlipat dengan suksesnya panen mereka. Memang sukoharjo
itu makmur.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Ekonomi rakyat adalah ekonomi partisipatif yang memberikan akses wajar
dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat dalam memperoleh input, proses
produksi, distribusi, dan konsumsi tanpa ada hambatan masuk ke pasar, serta
dalam pengelolaannya menjamin kelestarian sumberdaya alam pendukungnya. Mengacu
pada ekonomi kerakyatan yang merupakan
sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat dapat hubungkan
bahwa dengan adanya perhatian yang diberikan pemerintah Kabupaten Sukoharjo
terhadap sector pertanian dapat meningkatan kesejahteraan rakyat dalam konteks
ekonomi kerakyatan tidak didasarkan pada paradigma lokomatif, melainkan pada
paradigma fondasi. Artinya, peningkatan kesejahteraan tak lagi bertumpu pada
dominasi pemerintah pusat, modal asing dan perusahaan konglomerasi, melainkan
pada kekuatan pemerintah daerah, persaingan yang berkeadilan, yang diharapkan
mampu berperan sebagai fondasi penguatan ekonomi rakyat. Strategi pembangunan
yang memberdayakan ekonomi rakyat merupakan strategi melaksanakan demokrasi
ekonomi yaitu produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dan dibawah pimpinan
dan pemilikan anggota-anggota masyarakat.
- Saran
Diharapkan dengan adanya perhatian dari pemerintah Kabupaten Sukoharjo
mampu memberikan
kontribusi dalam pengembangan bidang ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar
yang mengacu pada ekonomi kerakyatan serta dapat menaikkan pendapatan asli daerah (PAD). Dan Peran Pemeintah Kabupaten
Sukoharjo.
Komentar
Posting Komentar